Penggunaan istilah yang dikenakan kepada orang
berkebutuhan khusus tidak terlalu berdampak besar bagi Hephata dalam melayani.
Namun hal ini perlu dikritisi agar pemahaman pelayanan Hephata dapat lebih
tepat sasaran lagi. Penyandang Disabilitas dan Diffabel. Penulis akan coba
menjelaskan kedua istilah ini secara etimologis.
Disabilitas berangkat dari kata disability (red: inggris) yang berarti physical or mental condition that disables.
Kondisi mental dan fisik yang disables,
sedang disable itu sendiri memiliki
arti injure or affect somebody
permanently so that they cannot walk or use a part of their body. Dari
pernyataan ini jelas bahwa disabilitas memiliki arti ada sebuah penurunan/
pendegradasian kemampuan atau nilai dari yang awalnya baik, secara fisik maupun
mental seseorang karena kecelakaan atau sesuatu.
Memang dalam bahasa inggris belum ada akronim
dari different ability, namun istilah
diffabel ini tetap dipergunakan untuk mempermudah seseorang yang mendengarnya
kemudian mengingatnya. Different
memiliki arti not the same as somebody or
something, sedangkan ability memiliki
arti skill or power. Jadi jika ini
digabung maka artinya adalah sesuatu atau seseorang yang memiliki kemampuan
atau kekuatan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dari dua istilah di atas secara esensial sangat
berbeda padahal istilah ini ditujukan kepada pihak yang sama yaitu orang-orang
yang berkebutuhan khusus. Disabilitas penekanannya kepada sebuah
pendegradasian/ penurunan kualitas/ nilai seseorang karena sesuatu, sedangkan
diffabel penekanannya kepada pemahaman
bahwa memang pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan atau kekuatan yang
berbeda satu dengan yang lain.
Menurut penelitian, user atau pengguna narkoba pun masuk kategori penyandang
disabilitas. Karena efek negatif dari narkoba maka ada penurunan kualitas/ nilai
dari fisik dan mental dari orang tersebut. Dengan demikian para user juga perlu mendapatkan pelayanan
dari panti-panti rehabilitasi bagi para penyandang disabilitas.
Secara kronologis peristiwa 2 istilah ini juga
bisa diperbandingkan. Untuk disabiitas penekanan kronologis peristiwanya kepada
kejadian setelah dilahirkan, bisa karena kecelakaan, narkoba, keracunan,
penyakit keras, dan sebagainya, sedangkan untuk diffabel juga mencakup
kronologis peristiwa sebelum dilahirkan. Seseorang bisa menjadi diffabel karena
kondisi kehamilan yang kurang baik, proses kelahiran yang baik ataupun pasca melahirkan
yang kurang baik.
Tidak mudah memang memahami 2 istilah ini,
namun bagi penulis ini perlu ditanggapi lebih dalam untuk pelayanan Hephata.
Dengan demikian pelayanan yang diberikan menjadi tepat karena pemahaman akan
pihak yang dilayani juga tepat. Hal ini dikarenakan yang dilayani Hephata
adalah manusia ciptaan Tuhan dengan segala keberadaannya. Minimal dari
pemahaman yang lebih baik dapat muncul tindakan pelayanan yang lebih baik juga.
Apa yang dilakukan Hephata beberapa waktu
terakhir sampai saat ini, mencoba menjadikan orang-orang berkebutuhan khusus
yang dilayani menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang berdaya secara
mandiri, holistik dan inklusif. Bukan sebuah wacana namun ini sudah
dilaksanakan dalam setiap programnya.
Dengan keyakinan bahwa Tuhan punya rencana atas
setiap ciptaan-Nya, maka Hephata mencoba melakukan pergerakan dengan pemahaman
bahwa sekalipun manusia memiliki keterbatasan secara fisik maupun mental, namun
jika terus didampingi, dibina dan diberdayakan maka keterbatasan itu tidak
menjadi kendala dalam berkarya dan berbuat sesuatu. Terbukti kenyataan di
lapangan, seorang yang retardasi mental berat pun bisa diajak berkarya dalam
kegiatan peternakan ayam dan seorang dengan keterbelakangan mental ringan sudah
hampir bisa melakukan sendiri pertanian dan peternakan babi.
Penggunaan istilah yang dikenakan kepada
orang-orang berkebutuhan khusus ini memang tidak memengaruhi tindakan dan sikap
yang dilakukan Hephata kepada mereka, namun akan lebih baik jika tindakan yang
tepat pun diiringi dengan istilah yang tepat. Terlebih pihak yang berkunjung ke
Hephata dan memerhatikannya, sebagian besar masih awam akan hal pelayanan ini. Minimal
dari penggunaan istilah yang tepat, “kaum awam” ini bisa melakukan tindakan
yang tepat.