Minggu, 13 Mei 2012

Penyandang Disabilitas dan Diffabilitas

Dari sebuah pernyataan muncul pemahaman, dan dari pemahaman muncul tindakan. Hal ini menjadi sesuatu yang esensial dalam sebuah pelayanan, terlebih pelayanan kepada orang-orang yang berkebutuhan khusus. Maksudnya adalah jangan sampai karena pernyataan yang kurang tepat, maka pemahaman dan tindakan pelayanan pun menjadi kurang tepat juga.

Penggunaan istilah yang dikenakan kepada orang berkebutuhan khusus tidak terlalu berdampak besar bagi Hephata dalam melayani. Namun hal ini perlu dikritisi agar pemahaman pelayanan Hephata dapat lebih tepat sasaran lagi. Penyandang Disabilitas dan Diffabel. Penulis akan coba menjelaskan kedua istilah ini secara etimologis.

Disabilitas berangkat dari kata disability (red: inggris) yang berarti physical or mental condition that disables. Kondisi mental dan fisik yang disables, sedang disable itu sendiri memiliki arti injure or affect somebody permanently so that they cannot walk or use a part of their body. Dari pernyataan ini jelas bahwa disabilitas memiliki arti ada sebuah penurunan/ pendegradasian kemampuan atau nilai dari yang awalnya baik, secara fisik maupun mental seseorang karena kecelakaan atau sesuatu.

Memang dalam bahasa inggris belum ada akronim dari different ability, namun istilah diffabel ini tetap dipergunakan untuk mempermudah seseorang yang mendengarnya kemudian mengingatnya. Different memiliki arti not the same as somebody or something, sedangkan ability memiliki arti skill or power. Jadi jika ini digabung maka artinya adalah sesuatu atau seseorang yang memiliki kemampuan atau kekuatan yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Dari dua istilah di atas secara esensial sangat berbeda padahal istilah ini ditujukan kepada pihak yang sama yaitu orang-orang yang berkebutuhan khusus. Disabilitas penekanannya kepada sebuah pendegradasian/ penurunan kualitas/ nilai seseorang karena sesuatu, sedangkan diffabel penekanannya kepada  pemahaman bahwa memang pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan atau kekuatan yang berbeda satu dengan yang lain.

Menurut penelitian, user atau pengguna narkoba pun masuk kategori penyandang disabilitas. Karena efek negatif dari narkoba maka ada penurunan kualitas/ nilai dari fisik dan mental dari orang tersebut. Dengan demikian para user juga perlu mendapatkan pelayanan dari panti-panti rehabilitasi bagi para penyandang disabilitas.

Secara kronologis peristiwa 2 istilah ini juga bisa diperbandingkan. Untuk disabiitas penekanan kronologis peristiwanya kepada kejadian setelah dilahirkan, bisa karena kecelakaan, narkoba, keracunan, penyakit keras, dan sebagainya, sedangkan untuk diffabel juga mencakup kronologis peristiwa sebelum dilahirkan. Seseorang bisa menjadi diffabel karena kondisi kehamilan yang kurang baik, proses kelahiran yang baik ataupun pasca melahirkan yang kurang baik.

Tidak mudah memang memahami 2 istilah ini, namun bagi penulis ini perlu ditanggapi lebih dalam untuk pelayanan Hephata. Dengan demikian pelayanan yang diberikan menjadi tepat karena pemahaman akan pihak yang dilayani juga tepat. Hal ini dikarenakan yang dilayani Hephata adalah manusia ciptaan Tuhan dengan segala keberadaannya. Minimal dari pemahaman yang lebih baik dapat muncul tindakan pelayanan yang lebih baik juga.

Apa yang dilakukan Hephata beberapa waktu terakhir sampai saat ini, mencoba menjadikan orang-orang berkebutuhan khusus yang dilayani menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang berdaya secara mandiri, holistik dan inklusif. Bukan sebuah wacana namun ini sudah dilaksanakan dalam setiap programnya.

Dengan keyakinan bahwa Tuhan punya rencana atas setiap ciptaan-Nya, maka Hephata mencoba melakukan pergerakan dengan pemahaman bahwa sekalipun manusia memiliki keterbatasan secara fisik maupun mental, namun jika terus didampingi, dibina dan diberdayakan maka keterbatasan itu tidak menjadi kendala dalam berkarya dan berbuat sesuatu. Terbukti kenyataan di lapangan, seorang yang retardasi mental berat pun bisa diajak berkarya dalam kegiatan peternakan ayam dan seorang dengan keterbelakangan mental ringan sudah hampir bisa melakukan sendiri pertanian dan peternakan babi.
Penggunaan istilah yang dikenakan kepada orang-orang berkebutuhan khusus ini memang tidak memengaruhi tindakan dan sikap yang dilakukan Hephata kepada mereka, namun akan lebih baik jika tindakan yang tepat pun diiringi dengan istilah yang tepat. Terlebih pihak yang berkunjung ke Hephata dan memerhatikannya, sebagian besar masih awam akan hal pelayanan ini. Minimal dari penggunaan istilah yang tepat, “kaum awam” ini bisa melakukan tindakan yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar