Sabtu, 18 Juni 2011

Panti Karya Hephata dan Jubileum 150 Tahun HKBP

Kiri-Kanan: 
Pdt. Osten Matondang (Pimpinan Panti Karya Hephata), 
Pdt. Rich Johnson Simamora (Phraeses Sibolga), 
Pdt. Nelson Siregar (Kepala Departemen Diakonia), 
Drs. Tunggul Pasaribu (Kementerian Sosial RI), 
Pdt. Parulian Sibarani (Phraeses Toba), 
Pdt. Eden Siahaan (Kepala Biro Caritas & Emergency)
Pada tahun 2011 ini, tepatnya bulan Oktober, HKBP akan merayakan jubileum ke-tiganya yaitu 150 tahun. Membebaskan, itulah kata kunci yang dipegang oleh HKBP dalam keseluruhan tindakan pelayanannnya. Kata ini juga menjadi semangat dari tindakan Departemen Diakonia dalam menghadapi segala kondisi. Hal ini terkait jelas dengan usaha merayakan Pesta Jubileum 150 Tahun tersebarnya Injil di Tanah Batak. Yang ditekankan oleh Departemen Diakonia HKBP adalah bagaimana memaknai pembebasan Bangsa Israel juga menjadi pembebasan bagi seluruh umat dan seluruh ciptaan, bukan sekadar perayaan seremonial. Usaha monumental Jubileum itu pun dilakukan dengan mencoba menyentuh segala lini pelayanan. 
Kiri-Kanan:
Pdt. Osten Matondang (Pimpinan Panti Karya Hephata)
Pdt. Eden Siahaan (Kepala Biro Caritas dan Emergency)
Pdt. Balosan Rajagukguk dan Isteri (Mantan Pimpinan Hephata)
Pdt. Pahala Simanjuntak (Direktur Sekolah Pendeta)
Salah satu usaha untuk mewujudkan tindakan monumental itu pun dengan mengadakan Rapat Konsultasi Nasional Departemen Diakonia HKBP sebelum perayaan Jubileum 150 tahun. Sebelum rapat konsultasi nasional itu diselenggarakan, maka setiap unit yang berada di bawah naungan Departemen Diakonia HKBP perlu mengadakan Rapat Pra-Konsultasi Nasional. Maksudnya adalah agar setiap unit tersebut dapat merumuskan hal monumental apa yang bermakna dan dapat dilaksanakan oleh setiap unit sebagai ucapan syukur atas 150 Tahun Jubileum HKBP yang sifatnya monumental bukan sekadar seremonial. Demikian juga Panti Karya Hephata HKBP, sebagai salah satu unit di Caritas & Emergency yang merupakan salah satu biro di bawah naungan Departemen Diakonia HKBP juga mengadakan Rapat Konsultasi.
Atas berkat kasih karunia Tuhan melalui para hamba-hamba-Nya yang selalu mendukung dan mendoakan Panti Karya Hephata, maka pada tanggal 05-06 Mei 2011, Panti Karya Hephata bisa melaksanakan Rapat Konsultasi dengan tema yang sesuai dengan Visi Panti Karya Hephata, “Terwujudnya Para Diffabel yang Berdaya secara Holistik, Mandiri dan Inklusif”. Dalam rapat konsultasi ini, Panti Karya Hephata, menghadirkan peserta dan pembicara dari beberapa daerah di luar Sumatera Utara (termasuk Jakarta). Terkait dengan usaha pengembangan pelayanan Panti Karya Hephata HKBP beberapa para pembicara itu adalah: Pdt. Balosan Rajagukguk dengan pokok bahasan Panti Karya Hephata HKBP pada Tahun’80an; Dr. Saharuddin Daming, SH, MH yang merupakan seorang tunanetra yang melayani sebagai Komisioner Komnas HAM dengan pokok bahasan Peluang & Tantangan Pelayanan Dari, Oleh dan Untuk Para DiffabelPdt. Dr. Apeliften Sihombing dengan pokok bahasan Gereja dan Pelayanannya bagi yang membutuhkan Perhatian Khusus (diffabel); Pdt. Nelson F.Siregar dengan pokok bahasan Jubileum 150 Tahun HKBP dan Pelayanan terhadap Orang yang TerpinggirkanDrs. Tunggul Sianipar yang merupakan perwakilan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, dengan pokok bahasan Peranan Kementerian Sosial RI terhadap pelayanan diffabel.
Kiri-Kanan: 
Pdt. Osten Matondang (pimpinan Panti Karya Hephata), 
Pdt. Eden Siahaan (Kepala Biro Caritas & Emergency), 
Dr. Saharuddin Daming, SH, MH (Komisioner Komnas HAM), 
Pdt. Armada Sitorus (Phraeses Tebing Tinggi), 
Pdt. Alaris Sinaga (Pelaksana Pimpinan Panti Asuhan Elim)
Rapat Konsultasi ini dihadiri lebih dari 70 peserta yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa yang terdiri dari berbagai elemen, baik dari gereja, pekerja sosial, maupun pemerintahan. Pada Rapat Konsultasi itu pun hadir utusan pemerintah setempat, yaitu Drs. Sakkap Pasaribu selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir. Beliau menyatakan, ”Pelayanan Panti Karya Hephata sudah sangat baik dan bisa menjadi contoh bagi panti-panti lain. Bahkan dengan pelayanan seperti ini, pemerintah melalui Dinas Sosial mau menjalin kerjasama dengan Panti Karya Hephata lebih lagi, mungkin kerjasama tersebut dapat dituangkan dalam pembuatan MoU demi kemandirian para diffabel”.
            Hasil dari Rapat Konsultasi Panti Karya Hephata yang bisa menjadi sangat monumental adalah perlunya pengembangan pelayanan secara monumental terkait dengan Jubileum 150 Tahun HKBP, terlebih tahun ini juga Panti Karya Hephata genap berumur 88 Tahun. Pengembangan pelayanan itu adalah dengan memperluas wilayah pelayanan, bahkan bila perlu perluasan pelayanan itu dilembagakan (cabang Hephata). Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkannya di setiap Distrik HKBP. Selain itu perlu juga membuat lembaga advokasi untuk pelayanan Panti Karya Hephata di setiap distrik yang terdiri dari teolog, psikolog, akademisi, pekerja sosial dan para ahli yang terkait dengan pelayanan para diffabel.
Suasana Rapat Konsultasi yang dihadiri lebih dari 70 orang peserta
dari beberapa wilayah yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa.
          Doakan dan dukung terus pelayanan Panti Karya Hephata agar lebih berkembang dan lebih luas lagi ke daerah-daerah lain tidak hanya di wilayah Toba. Hal ini dikarenakan masih banyak para diffabel di wilayah lain yang belum merasakan kasih Tuhan melalui pelayanan langsung kepada mereka masing-masing. Selain doa, tentu saja realisasi ini, khususnya pembukaan cabang Hephata, perlu dukungan pikiran, tenaga, maupun yang lainnya dari berbagai pihak, baik para pemerhati Panti Karya Hephata, gereja-gereja (khususnya HKBP), lembaga-lembaga sosial dan instansi-instansi pemerintah di berbagai daerah. Semoga semua hasil Rapat Konsultasi Nasional ini dapat terealisasi dengan segera sesuai kehendak Tuhan Sang Maha Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar