Selasa, 13 November 2012


MASIH MENANTI MERDEKA???

17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita…” demikian penggalan lirik lagu kebangsaan Indonesia yang selalu bergema  dalam setiap perayaan hari kemerdekaan RI. Serentak seluruh warga Indonesia bersama-sama merayakan kemerdekaan ini. Bendera, umbul-umbul terpasang berjejeran disepanjang jalan, sekolah, rumah, instansi dan pada berbagai jenis kendaraan. Rasa gembira dan senang terpancar di wajah setiap orang. Berbagai lomba dan kegiatan turut mewarnai perayaan kemerdekaan RI yang ke 67 tahun sekaligus  menyatukan perbedaan di antara keberagaman yang ada.  

PK Hephata juga turut merasakan kegembiraan pada perayaan HUT RI yang ke 67 tahun. Kegembiraan ini terpancar melalui berbagai perlombaan  yang dipertandingkan untuk merayakan hari itu. Anak-anak difabel tertawa bersama merasakan hangatnya tali persaudaraan. Tidak ada perbedaan: tunanetra, tunarunguwicara, tunadaksa, tunagrahita, tunaganda, antara pengasuh dan klien, semuanya menyatu dengan indah. Namun, apakah tawa dan bahagia ini hanya bisa mereka rasakan di sebuah panti di antara sesama para difabel? Jika ini yang mereka alami, mereka memang belum merdeka dan belum mendapat penerimaan sebagai manusia secara utuh dan menyeluruh dari masyarakat luas. Mereka ingin merdeka, menikmati hidup yang sama sebagai warga bangsa tanpa adanya pembedaan dan pe-ngalaman disingkirkan dari keluarga dan masyarakat.

“Alangkah bahagianya jika kami para difable diberi kesempatan yang sama sebagai warga negara RI. Andai saja kami bisa mendapatkan penerimaan yang baik di komunitas keluarga, masyarakat umum, pemerintah, gereja dan institusi pendidikan umum sebagai orang-orang yang berkebutuhan khusus. Kami akan merasa bahwa kami adalah bagian dari warga negara RI yang telah merdeka. Apalagi jika tersedia fasilitas dan aksesibilitas yang sesuai dengan kebutuhan kami. Setiap tahun suara kemerdekaan itu selalu bergema dan dirayakan, saat-saat itu juga kami bermimpi akan kemerdekaan kami yang sesungguhnya. Akankah kerinduan dan mimpi kami dapat terwujud ketika gema kemerdekaan itu terdengar kembali?”

Itulah kerinduan yang sudah tertanam lama di lubuk hati para difabel. Kemerdekaan akan terasa bagi mereka bila berbagai pihak peduli dan bersolidaritas terhadap mereka atas kebutuhan khusus mereka. Sekarang mereka sedang berjuang keras bagi kehidupan mereka. Kiranya setiap pembaca tersentuh hatinya untuk ikut ambil bagian dalam memperjuangkan hak-hak mereka sebagai manusia. Bersama-sama dengan mereka mari wujudkan nyatakan gema “Merdeka! Merdeka! Merdeka!” dalam hidup mereka.(MH)
                                                                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar