MASIH MENANTI MERDEKA???
17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita…” demikian penggalan lirik
lagu kebangsaan Indonesia yang selalu bergema
dalam setiap perayaan hari kemerdekaan RI. Serentak seluruh warga Indonesia
bersama-sama merayakan kemerdekaan ini. Bendera, umbul-umbul terpasang
berjejeran disepanjang jalan, sekolah, rumah, instansi dan pada berbagai jenis
kendaraan. Rasa gembira dan senang terpancar di wajah setiap orang. Berbagai
lomba dan kegiatan turut mewarnai perayaan kemerdekaan RI yang ke 67 tahun
sekaligus menyatukan perbedaan di antara keberagaman yang
ada.
PK Hephata juga turut merasakan kegembiraan pada perayaan
HUT RI yang ke 67 tahun. Kegembiraan ini terpancar melalui berbagai perlombaan yang dipertandingkan untuk
merayakan hari itu. Anak-anak difabel tertawa bersama merasakan hangatnya tali
persaudaraan. Tidak ada perbedaan: tunanetra, tunarunguwicara, tunadaksa,
tunagrahita, tunaganda, antara pengasuh dan klien, semuanya menyatu dengan
indah. Namun, apakah tawa dan bahagia ini hanya bisa mereka rasakan di sebuah
panti di antara sesama para difabel? Jika ini yang mereka alami, mereka memang
belum merdeka dan belum mendapat penerimaan sebagai manusia secara utuh dan
menyeluruh dari masyarakat luas. Mereka ingin merdeka, menikmati hidup yang
sama sebagai warga bangsa tanpa adanya pembedaan dan pe-ngalaman disingkirkan
dari keluarga dan masyarakat.
“Alangkah bahagianya jika
kami para difable diberi kesempatan yang sama sebagai warga negara RI. Andai
saja kami bisa mendapatkan penerimaan yang baik di komunitas keluarga,
masyarakat umum, pemerintah, gereja dan institusi pendidikan umum sebagai
orang-orang yang berkebutuhan khusus. Kami akan merasa bahwa kami adalah bagian
dari warga negara RI yang telah merdeka. Apalagi jika tersedia fasilitas dan
aksesibilitas yang sesuai dengan kebutuhan kami. Setiap tahun suara kemerdekaan
itu selalu bergema dan dirayakan, saat-saat itu juga kami bermimpi akan
kemerdekaan kami yang sesungguhnya. Akankah kerinduan dan mimpi kami dapat
terwujud ketika gema kemerdekaan itu terdengar kembali?”
Itulah
kerinduan yang sudah tertanam lama di lubuk hati para difabel. Kemerdekaan akan
terasa bagi mereka bila berbagai pihak peduli dan bersolidaritas terhadap mereka
atas kebutuhan khusus mereka. Sekarang mereka sedang berjuang keras bagi
kehidupan mereka. Kiranya setiap pembaca tersentuh hatinya untuk ikut ambil
bagian dalam memperjuangkan hak-hak mereka sebagai manusia. Bersama-sama dengan
mereka mari wujudkan nyatakan gema “Merdeka! Merdeka! Merdeka!” dalam hidup
mereka.(MH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar